Mimpimpiku di menara Seoul
Satu
Pagi yang cerah yang diiringi kicauan burung yang
merdu, terdengar pula suara seorang wanita setengah paru baya yang tidak lain
adalah ibuku “ Aishya bangun Nak udah siang, kamu ngga sekolah?” tanya ibuku sambil agak sedikit berteriak “iya Bu, Aishya bangun “ jawabku
dari balik kamar ku. Beberapa menit kemudian akupun keluar dari kamarku dan menggunakan jilbab, baju berwarna putih dan
rok panjang , aku adalah siswa kelas 3 di SMA Jaya Sakti, Bandung. Dengan sumringah
aku menuju meja makan dan mulai memakan
sarapanku “ Aishya, kamu bentar lagi
ujian kan “ tanya ibu kepada ku, “iya
bun, Aishya mau ujian memang ada apa?” tanyaku dengan wajah yang agak
keheranan, “hmmm,bunda hanya ingin menanyakan kamu nanti mau lanjut kemana?”tanya
ibu ku, aku bingung harus jawab apa atas pertanyaan ibu ku itu. jujur saja aku
masih bingung atasmasa depan ku nanti.”entahlah bun, Aishya juga masih belum
mutusin harus lanjut keman maunya sih ke universitas yang bagus,tapi bun Aishya
kuatir sama biayanya...” ucapku, aku memang bermimpi seperti itu bisa kuliah
dan bisa bangun bisnis sendiri dan aku pernah bercit-cita menjadi seorang
sekertaris di sebuah pusahaan yang besar, namun mungkin mimpi itu masih jauh
dan aku harus mengejarnya dan langkahku masih panjang dan masih banyak
rintangan-rintangn yang menghadangku bagaimanapun aku arus siap, aku tau aku
cuman punya tekad dan keberanian namun apakah keberanian itu dapataku jadikan
peganganku untuk meraih mimpiku? Yang pasti aku hanya bisa berjuang dan terus
berjuang demi diriku,teman-temanku dan yang utama adalah kedua orang tuaku.
Haripun sudah mulai siang akupun buru-buru
berpamitan kepada kedua orang tuaku karena kau takut terlambat sekolah “ bun,
Aishya berangkat dulu yah, Assalamualaikum” ucapku sambil melambaikan tangan
kepada kedua orang tuaku “iyah hati-hati nak yang rajin yah”balas ibu ku.
Sesampainya di sekolah
Aku berjalan menuju kelasku terliah seorang lelaki
yang sedang duduk di sebelah bangku ku “ pagi, shya” sapa lalki-laki itu, “pagi
juga Lang...” balasku dengan senyuman, galang adalah sahabtku sejak masih SD
hingga sekarang, entah kenapa aku dan Galang selalu bersama-sama sejak dulu dan
memang dia adalah satu-satunya teman laki-laki yang dekat dengan ku karena kita
teman sejak kecil, kenapa demikian. Karena aku tidak terlalu suka dekat dengan
laki-laki jangankan berteman mengobrol saja aku merasa malu dan agak tidak
nyaman, berbeda dengan Gilang aku sudah kenal dekat dengannya karena masa kecil
kami sangat menyenangankan banyak kenangan-kenagan yang tidak bisa ku lupakan
bersamanya. Jika ada yang menyangka aku dan Galang seperti orang pacaran itu
mustahil karena teman-teman satu sekolah sudah tau jika aku dan Galang adalah
sahabat, mungkin tidak selamanya aku dan Galang selalu berjalan berdua
bersama-sama karean mungkin tidak enak di lihat dan tidak pantas pula seorang
laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrimnya berdua-duan di tempat umum
apalagi di tempat sepi-sepi, yang pasti aku dan galang tidak seperti itu kami
hanya bersama-sama ketika di lingkungan rumah saja itu juga untuk belajar
bareng So no problem dan ibu ku juga kenal baik dengn kelurga Gilang.
Seperti biasa Gilang selalu bercerita tentang
kisah kisah yang lucu yang mapu membuatku dan teman temanku tertawa sifatnya
yang humoris dan lucu mampu membuat teman temannya merasa terhibur jika berda
di dekatnya.
Seperti biasa, aku dan gilang selalu pulang
bareng. Maklum, aku Dan gilang satu komplek, rumahku di sebelah rumahnya gilang
jadi aku dan gilang tinggal bersebelahan. “ shya, kamu udah ngerjain tugas
Geografi belum?” tanya Gilang kepadaku,
aku menengkok kearahnya ”hmm, udah tapi belum selesai” cercaku . “ gimana kalo
kita belajar bareng ajah soalnya aku agak ngga ngerti sama pelajaran
Geografi..” ucapnya kepadaku dengan raut wajah yang sangat berharaap banget.”
Ih biasa ajah sih mukanya tuh gak usah di melas-melasin juga kali, kebelet lu
-_?” candaku “ aku ngga bercanda kali, jadi bisa engga?” tanyanya “ bisa sih
tapi ada satu syarat :v “ “mwo, Syarat apa?” herannya “kamu harus traktir aku
di cafe” ucapku, gilang pun menyetujui permintaanku.
Jam 13:30 aku menunggu gilang di cafe ,saatku
melihat disekeliling cafe itu aku teringat dulu aku sering di ajak oleh orang
tuanya gilang untuk ikut kesini untuk sekedar ngobrol-ngobrol atau membicarakan
hal penting, tapi semenjak ayah Gilang meninggal jadi kami jarang kesini aku
semakin terlarut dengan lamunanku hingga tak sadar ada orang yang duduk di
depan meja ku “woy, nglamun ajeh lu, nanti kesambet baru rasa” cercanya “ hah,
apa?” “tuh kan kesambet nih anak, ntar gue panggiliin paranormal dulu
:v”ucapnya sambil meminum kopi punya ku “ yak... emang aku kesurupan apah,ini
lagi itu kan minuman punyaku kok di minum sih T.T” kesalku “wait wait,slow bro
biasa ajah sih nanti juga ujung-ujungnya gue yang bayarin” ucapnya “hmmm iya
sih....”malu ku . karena gilang sudah datang kami segera memesan minuman dan
cemilan untuk menemani kami belajar, kami pun memanggil pelyan “permisi, mas”
ucapku sambil mengangkat tangan kepada seseorang pelayan, akupun bertanya pada
gilang “Lang kamu mau pesan apa” “hmm samaan ajah sama kamu “ucapnya, ketika
aku sedang beranya pada gilang tiba-tiba ada seorang yang mendekat “Permisi
mba, mau pesan apa?” tanyanya “saya mau pes...” ucapanku berhenti ketika aku
melihat pelayan itu “ KA ANDRA :O” kagetku “Aishya, kamu Aishya kan yang waktu
itu”
FLASH BACK ON
Bel sudah berbunyi aku saat terburu-buru sehingga
aku berlari sekencang-kencangnya menuju gerbang sekolahku tiba-tiba aku
menabrak seseorang di depanku sehingga kami terjatuh bersama sama yang membuat
buku kami berdua jatuh dan berserakan dan tercampur satu sama lain “ eh, maaf
maaf saya buru-buru”ucapku sambil membereskan buku-buku ku,aku pun cepat-cepat
pergi menuju kelasku “huufft untung ajah belum telat banget”ucapku dalam hati,
saat ku baru saja duduk tiba-tiba guru pun datang dan menyuruh untuk
mengumpulkan PR matematika ke depan, saat ku mau menggambil aku tidak melihat
buku ku namun yang ku lihat halah bukubersampul coklat yang bertuliskan nama
ANDRA ANDHIKA PURNAMA di buku itu aku kaget “aigoo, buku ku ketuker... kyaaa eoteokkheL “ panik ku,”baiklah apakah semua sudah
mengumpulkan?” tanya guruku “Aishya kenapa kamu diam saja apakah kamu tidak
mengerjakan PRmu?” tanya guruku kepadaku, tetapi aku hanya diam dan tak tau
harus jawab apa”baiklah yang tidak mengerjakan PR berdiri di depan sekarang
juga” suruh guruku, tetapi saat aku mau di hukum tiba-tiba ada seorang
laki-laki yang datang kekelasku “permisi bu,saya mencari seseorang yang bernama
AISHYA OLIVIA PUTRI apakah benar ini kelasnya?” tanyanya, akupun terkejut saat
seseorang memanggil namaku “maaf saya Aishya,ada apa ya?” tanyaku “ini bukumu
tertukar saka kita jatuh bareng-bareng”ucapnya “wahh buku ku akhirnya aku tak
jadi di hukum :’) “ ucapku,akupun segera menunjukan buku ku ke ibu Anit “ibu,
ini saya sudah mengumpulkan dan mengerjakan jadi saya ngga jadi dihukum ya
bu...”ucapku, dan Ibu Anit memaafkan kesalahanku.
Setelah kejadian itu aku jadi mengenal nya
aku merasa menjadi orang yang paling bruntung di dunia karena mengenalnya
seorang kakak kelas yang baik dan ramah, aku memang sanat mengaguminya dari
awal meski aku tak bisa menujukannya selain ia tampan dan ramah ia juga
baik kepada ku entah kenapa jika tidak
ada Gilang di sampingku yang menolongku saat aku di bully oleh teman-temanku,
dulu memang aku adalah gadis yang pendiam yang jarang berinteraksi dengan
teman-temanku bahkan aku tak tau apa artinya TEMAN seseungguhnya, rasanya aku
merasa malu jika seseorang yang baru kenal denganku aku menunjukan sikap yang
sok akrab aku merasa tidak nyaman di benakku aku merasa jika orang yang baru
kenal satu sama lain tidak akan tau sifat kitayang sebenarya jika mereka tau
sikap ku dan mereka tidak menyukai maka sama saja itu membuatku sangat tidak
nyaman dan selalu mengganjal dan jika mereka tidak suka dengan sikap ku /sifat
ku maka aku pun takut mereka akan membenciku aku sangat takut , aku benar-benar
takut oleh sebab itu aku memilih diam di depan orang yang baru kenal dan
sedikit bicara. Namun berbeda saat aku baru mengenal kak Andra rasanya aku dan
kak Andra sudah akrab sejak lama.
Flash beck off
“wah... ka Andra lama ngga ketemu ka”
“iya Aishya, kamu apa kabar” ucapnya
sambil duduk
“baik, ka nih buktinya aku masih sehat
bugar”senyumku
Asiknya aku berbincang dengan kak Andra
hingga lupa waktu sudah hampir sore, tiba-tiba
“khhhm, kayaknya ngga di anggap nih”
grutunya.
“eh maaf Lang aku ke asikan ngobrol ama
kak Andra jadi ngacangin kamu deh”.
“asik sih asik sampe lupa temenya”.
Tak terasa waktu sudah menjelang sore hingga
aku melupakan belajar bersama Gilang. Entahlah malang sekali nasibnya di
abaikan oleh ku dan kak Andra,karena itu aku dan gilang sampai tidak jadi untuk
mengerjakan tugas kami, sampai azan magrib aku dan Gilang membatalkan kerja
kelompok kami karen ku.
DUA
Aku dan
Gilang keluar dari caffe itu langkah kaki ku dan kaki gilang saling berbunyi
satu sama lain namun tak ada suara lain hanya keheningan dan suara sepatu kami
yang melangkah, aku pun membuka percakapanku dengan Gilang “ lang ko dien aja
sih, ngomong dong biasanya kamu yang paling crewet banget di sini?”cerca ku,
namun Gilang hanya diam tanpa jawaban “ Lang.....” gumamku namun terap saja
tidak ada jawaban apapun darinya. Malah gilang mempercepat jalannya hingga aku
jauh di belakangannya “ Lang.... tungguin jangan tiggalin aku, sebenarnya kamu
kenapa sih kok tiba-tiba kayak gini, Gilang....” triak ku namun dia tidak
menjawab dengan sepatah katapun dan dia hanya terus berjalan pulang. “ih dia
kenapasih kok tiba-tiba marah gitu?” gumam ku, aku hanya berjalan sediri
menelusuri jalan yang gelap dan sunyi karena gilang meninggalkanku sendirian
tapi tiba-tiba
“Kresssek
kresssek”
“ah...
suara apa itu”batinku,
Ada suara yang membuat aku takut akupun
mempercepat langkah kakiku tetapi tiba-tiba ada
yang memegang pundakku, aku pun kaget dan langsung melihat kebelakang.
“hey, kamu kenapa jalan sedirian
malem-malem kayak gini?” Ucapnya seorang laki-laki yang tadi memegang pundakku
.
“ kak Andra, bikin kaget ajah”gumamku
“ ini kak, aku ditinggalin sama Galang tau
tuh dia kenapa mungkin dia marah sama aku ka” ucapku
“ Ohhh, gitu biar kakak anterin kamu yah”
“ ih ka ngga usah nanti ngerepotin kakak”
“udah ngga papa, kamu ngga ngerepotin ngga
apa kok”ucapnya
“bener nih , yaudah deh"
Akupun mengikuti kak andra menuju parkiran, kemudian
aku menaiki sepeda motornya.
dalam perjalanan aku dan kak Andra hanya diam tanpa kata tak ada pembicaraan apapun seakan terasa sunyi hanya suara jangkrik dan mesin motor yang terdengar.